Sekolah Kedokteran Bumiputra atau School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran pada 1 Maret 1902. Sekolah yang kemudian dikenal sebagai STOVIA tersebut sangat menjunjung tinggi kedisiplinan dan tanggung jawab. Kelak STOVIA tidak hanya membidani kelahiran dokter-dokter yang berjasa dalam memberantas penyakit menular dan menyelematkan banyak nyawa rakyat pribumi, melainkan pula mengilhami munculnya era baru perkembangan pergerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan melalui Boedi Oetomo. Kini, 120 tahun pasca STOVIA menyelenggarakan pembelajaran untuk kali pertama, semangat pengabdian yang dimiliki oleh dokter-dokter lulusan STOVIA dan tokoh-tokoh pergerakan nasional terus dilanjutkan oleh Abdimuda Indonesia dalam semangat “Mengabdi untuk Negeri”.

Kala itu wabah penyakit menular tengah melanda Hindia Belanda, tak terkecuali Batavia (Jakarta). Rencana peresmian STOVIA sebagai tempat belajar mengajar calon dokter bumiputra pun sempat tertunda. Namun demikian, adanya wabah penyakit malaria, kolera, dan sebagainya tidak menjadi halangan bagi kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut justru menjadi pemantik semangat untuk membebaskan masyarakat Hindia Belanda dari penyakit menular. Semangat tersebut kian hari justru semakin meningkat bukan hanya untuk membebaskan masyarakat dari penyakit, melainkan mengangkat harkat dan martabat penduduk pribumi untuk merdeka dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.

Pada tahun 1907, Dokter Wahidin Soedirohoesodo mengadakan ceramah tentang Studie Founds (beasiswa) dihadapan pelajar STOVIA yang menjadi pemicu bagi tumbuhnya semangat nasionalisme hingga pada 20 Mei 1908 pelajar STOVIA mendeklarasikan berdirinya organisasi modern pertama Boedi Oetomo dengan Dokter Soetomo dan Dokter Wahidin sebagai pelopor. Tak hanya sampai di situ, Tri Koro Dharmo pun berdiri sebagai organisasi kepemudaan pada 7 Maret 1915. Semangat untuk merdeka dan terbebas dari belenggu penjajahan seakan menjadi “virus” yang menular di setiap jiwa raga pemuda kala itu hingga bermuara pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Jasa besar STOVIA dalam proses pergerakan nasional dan proses pembangunan bangsa serta negara membuat STOVIA menjadi Museum Kebangkitan Nasional sejak 7 Februari 1984. Melalui Museum, diharapkan memori mengenai peristiwa kebangkitan nasional yang dipelopori oleh pemuda dapat dilindungi, dimanfaatkan, dikembangkan, serta dikomunikasikan kepada masyarakat, terutama generasi penerus melalui fungsi pengkajian, pendidikan, dan hiburan. Museum sendiri telah memiliki aturan khusus yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2015 tentang Museum. Kini, Museum berupaya dikembangkan melalui peningkatan akses informasi, pemanfaatan Museum sebagai sarana kebudayaan, dan optimalisasi Museum sebagai bagian dari pemajuan kebudayaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui pengembangan tersebut, diharapkan Museum dapat menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya kemampuan berpikir serta kreatifitas masyarakat.

Kreatifitas, semangat mengabdi, dan kerangka berpikir mengenai kebangsaan yang terdapat di Museum Kebangkitan Nasional mengilhami Abdimuda Indonesia untuk mengadakan kegiatan ASN Fest 2022. Inklusifitas, kebermanfaatan, dan kontribusi yang selama ini menjadi isu yang diusung oleh Abdimuda Indonesia turut diimplementasikan dalam ASN Fest 2022. Untuk itu, Museum Kebangkitan Nasional dipilih sebagai lokasi Inaugurasi. Momentum kegiatan pasca Pandemi Covid-19, kesadaran akan hak disabilitas, dan konektivitas antar sesama pemuda dari Kementerian, Lembaga, BUMN, Swasta, Akademisi, dan Masyarakat Umum sangat relevan dengan momentum kebangkitan nasional yang dahulu diusung oleh para dokter lulusan STOVIA pasca mewabahnya penyakit menular dan meluasnya pengaruh kolonial.

Kini, zaman telah berganti. STOVIA telah tiada, berganti menjadi Museum Kebangkitan Nasional. Namun relevansi masa lalu dengan masa kini dan semangat Mengabdi untuk Negeri seyogyanya tetap terawat. Jika dahulu para dokter lulusan STOVIA berupaya membebaskan masyarakat dari penyakit menular dan memerdekakan masyarakat dari belenggu penjajah, kini Abdimuda Indonesia berupaya untuk berkolaborasi serta menebar manfaat tanpa henti.